Sabtu, 04 Februari 2012

SHORT STORY


The Gingerbread Man
Once upon a time, an old woman and her husband lived alone in a little old house. The couple had no children, and being lonely, the woman decided to make a boy of gingerbread. She carefully mixed the batter, rolled out the dough, and cut out out a very nice gingerbread man. She added sugar icing for his hair, mouth, and clothes, and she used candy chips for buttons and eyes. What a fine looking gingerbread man he was! The old woman put him in the oven to bake. After he was fully done, she slowly opened the oven door. Up jumped the gingerbread man, and he ran out the door saying,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The old woman and the old man ran after him, but they could not catch him.
And so the Gingerbread Man ran and ran. While he running, he met a cow.
"Moo," said the cow. "You look very fine! Fine enough to eat!" And the cow started to chase to little man.
But the Gingerbread Man ran faster, saying,
"I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
And I can run away from you!
I can!"

And he laughed,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The cow ran after the Gingerbread Man, but she could not catch him.


The Gingerbread Man kept running, and soon he met a horse.
"Neigh," said the horse, "You look mighty tasty. I think that I would like to eat you."
"But you can't!" said the Gingerbread Man.
"I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
I ran away from a cow,
And I can run away from you!
I can!"
And so he ran singing,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The horse ran after the Gingerbread Man, but he could not catch him.

The Gingerbread Man ran and ran, laughing and singing. While he ran, he met a chicken.
"Cackle, cackle," said the chicken, "You look fine enough to peck for dinner. I'm going to eat you, Mr. Gingerbread Man."
But the Gingerbread Man just laughed.
"I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
I ran away from a cow,
I ran away from a horse,
And I can run away from you!
I can!"


And so he ran singing,
"Run, run, as fast as you can!
You can't catch me!
I'm the Gingerbread Man!"
The chicken ran after the Gingerbread Man, but she could not catch him.

The Gingerbread Man was proud that he could run so fast.
"Nobody can catch me," he thought. So he kept on running until he met a fox.
He just had to tell the fox how he ran faster than all the others.

"Mr. Fox," he said,
"As tasty as I appear to be,
I cannot let you catch and eat me.
I ran away from an old woman,
I ran away from an old man,
I ran away from a cow,
I ran away from a horse,
I ran away from a chicken,
And I can run away from you!
I can!"
But Mr. Fox did not seem to care.
"Why would I want to bother you?" asked Mr. Fox. "You don't even look that tasty. No, young man, I don't want to eat you at all."
The Gingerbread Man was so relieved.
"Well, indeed, Mr. Fox," said the Gingerbread Man. "If you don't mind, I think I'll take a little rest here." And the Gingerbread Man stopped running and stood still.
And right when he stood still. Snap! went Mr. Fox's jaws right into the Gingerbread Man until he was gone. "He was very tasty after all," thought the fox.

PROCEDURE TEXT HOW TO MAKE A CUP OF COFFEE


Goal : To ask someone to make something
Material : 2 spoons of sugar, a cup, hot water, one spoon of coffee powder, a spoon

Step by step :
  -  first you must prepare two spoons of sugar, a cup, hot water, one
      spoon ofcoffee powder, a spoon.
  -  then put one spoon of coffee powder into the cup
  - Then pour some hot water into the cup
  - Next add 2 spoons of sugar into a cup of coffee
  - Finally stir it well and the hot coffee is ready to drink

MAKALAH TENTANG NEGARA MALAYSIA


Malaysia
Bentuk Pemerintahan : Kerajaan
Kepala Negara           : Sultan Yang Dipertuan Agung
Kepala Pemerintahan : Perdana Menteri
Ibu kota                     : Kuala Lumpur
Lagu Kebangsaan      : Negaraku

a. Kenampakan Alam Utama

Malaysia terdiri atas dua kawasan utama yang dipisahkan oleh Laut China Selatan, yaitu kawasan di Semenanjung Malaka dan di Kalimantan. Kedua kawasan memiliki bentuk permukaan bumi yang sama. Di daerah pantai tanahnya landai. Pegunungan terdapat di Semenanjung Malaka membujur di bagian barat ke timur. Di tengahnya dataran rendah yang berrawa-rawa dan berhutan lebat. Pada bagian timur terdiri atas rawa pantai dan pegunungan karang. Iklim Malaysia ialah tropik (khatulistiwa). Di bagian timur terdapat pegunungan yang merupakan puncak tertinggi di Malaysia, yaitu Gunung Kinabalu (4.101m)

a. Wilayah Bagian Barat
Wilayah bagian barat negara Malaysia adalah Semenanjung Malaka, yang terdiri dari sebelas negara bagian, meliputi Kedah, Perlis, Perak, Kelantan, Selangor, Malaka, Negeri Sembilan, Johor, Penang, Trengganu, dan Pahang. Di wilayah ini terdapat beberapa rangkaian pegunungan, dataran rendah, kawasan hutan, dan lahan subur yang luas.


b. Wilayah Bagian Timur

Wilayah timur negara Malaysia terletak di wilayah sebelah utara Kalimantan yang terdiri atas dua negara bagian, yaitu Serawak dan Sabah. Di wilayah bagian timur, kenampakan alamnya berupa daerah rawa pesisir pantai, daerah perbukitan dan lembah berhutan, serta pegunungan di pedalaman. Di wilayah ini terdapat pegunungan dengan puncak tertinggi, yaitu Gunung Kinabalu (4.101 meter)
Letak astronomis : 10 LU - 70 LU dan 1000BT- 1190 BT
Luas Wilayah : 330.300 km2
Iklim : Tropik, suhu antara 240 C – 350 C
Gunung Tertinggi : Gunung Kinabalu ( 4.175 m)
Sungai Terpanjang : Sungai Rajang di Serawak (563 km)

b. Keadaan Sosial
Malaysia terdiri atas berbagai bangsa dan agama. Etnis Melayu merupakan etnis terbesar. Jumlahnya 60% dari penduduk Malaysia. Etnis Cina berjumlah 30 % dari penduduk Malaysia. Etnis India berjumlah 6,4%. Hampir 85% dari etnis India di Malaysia merupakan masyarakat Tamil. Selain itu, terdapat penduduk yang berasal dari Eropa dan Timur Tengah. Sebanyak 57 % penduduknya tinggal di perkotaan. Sebanyak 17 juta penduduk Malaysia tinggal di Semenanjung
Malaysia.. Mata pencaharian penduduk Malaysia adalah pertanian, pertambangan, dan perindustrian. Pertaniannya menghasilkan karet, minyak sawit, kopra, teh, cokelat, lada, dan padi. Pertambangannya menghasilkan bijih timah (terbesar di dunia), bauksit, bijih besi, dan minyak bumi. Industrinya menghasilkan barang dari baja dan barang-barang elektronik.
Dari segi kekeluargaan, masyarakat Melayu dibagikan kepada dua kelompok:
  • Menerapkan sistem kekeluargaan dwisisi (bilateral)
  • Menerapkan sistem kekeluargaan nasab ibu (matrilineal), yang digunakan oleh orang Minangkabau Malaysia.
Tetapi disebabkan kedua-dua kelompok tersebut menganut agama Islam, maka sistem kekeluargaan Melayu itu banyak dipengaruhi oleh sistem kekeluargaan Islam
Jumlah Penduduk : 26,127 juta (tahun 2006). Suku Bangsa : Melayu (suku asli), Cina, India, dan Eropa.
Bahasa : Melayu, English, Chinese, Tamil.
Agama : Islam(resmi), Buddha, Hindu, Kristen, dan Konghucu.
c. Keadaan Ekonomi
Malaysia adalah negara yang sedang membangun, mengamalkan pasaran berorientasikan negara dan terbuka. Negara memainkan peranan yang penting tetapi semakin berkurangan dalam menjana ekonomi menerusi perancangan makroekonomi. Di alam tahun 2007, Ekonomi Malaysia adalah negara mempunyai ekonomi ke-29 terbesar di dunia mengikut pariti kuasa membeli dengan keluaran dalam negara kasar bagi tahun 2007 dianggarkan berjumlah $357.9 bilion dengan suatu kadar tumbesaran sebanyak 5% hingga 7% semenjak 2007 Negara-negara Asia Tenggara telah mengalami suatu peningkatan ekonomi mendadak dan menjalani pembangunan yang pantas semasa akhir abad ke-20 dan mempunyai satu KDNK per kapita sebanyak $14,400, telah dianggap sebagai sebuah negara industri baru. Bagi taburan pendapatan, terdapat 5.8 juta seisi rumah pada tahun 2007. Daripada itu, 8.6% mempunyai pendapatan sebulan di bawah RM1,000, 29.4% mempunyai pendapatan di antara RM1,000 dan RM2,000, manakala 19.8% memperolehi di antara RM2,001 dan RM3,000; 12.9% daripada seisi keluarga/rumah memperolehi di antara RM3,001 dan RM4,000 serta 8.6% di antara RM4,001 dan RM5,000. Akhirnya, di sekitar 15.8% daripada seisi rumah mempunyai pendapatan di antara RM5,001 dan RM10,000 serta 4.9% mempunyai pendapatan RM10,000 dan ke atas.
Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bertani (agraris). Hasil pertanian utama adalah karet dan kelapa sawit. Malaysia adalah penghasil karet terbesar di dunia. Hasil tambang yang utama adalah timah. Nelayan masih menggunakan perahu-perahu tradisional dan hanya sedikit menyerap tenaga kerja.
Mata Uang       : Ringgit Malaysia .
Hasil Pertanian : Karet, kelapa sawit, beras, kayu .
Hasil Tambang : Timah, besi, minyak, bauksit.
Hasil Industri    : Elektronik, tekstil, pakaian, kimia, minyak, mebel dari kayu, dan rotan.
Ekspor Utama  : Elektronik, alat-alat listrik, minyak dan gas, tekstil,pakaian, dan minyak sawit

Impor Utama    : Alat-alat industri, mesin, dan transportasi.
Pendapatan Perkapita : US$ 4960 (tahun 2005).

d. Sistem politik

Sistem politik Melayu adalah musyawarah, musyawarah dijalankan di dalam lumbung yang dipimpin oleh ketua atau pemangku adat setempat. Lumbung disini bukan hanya tempat penyimpanan padi atau hasil bumi lainnya, namun juga berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan segala aset masyarakat setempat baik yang bergerak maupun yang diam yang ditujukan untuk mengangkat harkat dan martabat hidup pribumi setempat. Musyawarah yang dijalankan biasanya membahas mengenai pengelolaan sistem tanah adat berdasarkan budaya dan adat setempat. Sehingga sistem musyawarah yang dijalankan akan memiliki corak dan karakter yang berbeda antara daerah yang satu dengan yang lainnya. Disini dapat dilihat bahwa suku Melayu telah mengenal sistem politik yang egaliter dan mengakar kepada budayanya. Maka tidak mengherankan bahwa suku Melayu mempunyai ikatan persaudaraan yang kuat, sebab musyawarah memaknakan adanya tolong-menolong dan kesetiakawanan sosial sebagai suatu permufakatan. Musyawarah juga merupakan sarana dimana rakyat dapat diposisikan untuk membangun aturan-aturan dasar dalam kehidupannya baik pada tatanan nilai maupun pada tatanan norma yang bersumber kepada hukum adat setempat. Sistem musyawarah ini lambat laun hilang diakibatkan hancurnya sistem tanah adat melalui culture stelsel yang diberlakukan oleh kaum penjajah. Hancurnya sistem tanah adat berakibat kepada hilangnya musyawarah dalam kehidupan masyarakat melayu. Hal ini diperparah dengan dipecah belahnya suku Melayu yang berada di wilayah Kalimantan Utara dengan wilayah Kalimantan lainnya dengan pendirian federasi Malaysia yang dibentuk atas bantuan militer Inggris.

REPORT TEXT ABOUT ANGKLUNG


ANGKLUNG
The Angklung is a musical instrument made of two bamboo tubes attached to a bamboo frame. The tubes are carved to have a resonant pitch when struck and are tuned to octaves. The base of the frame is held in one hand, whilst the other hand shakes the instrument rapidly. This causes a repeating note to sound. Each of three or more performers in an angklung ensemble play just one note or more, but altogether complete melodies are produced. The Angklung is popular throughout Southeast Asia, but it originated in today's Indonesia and has been played by the Sundanese for many centuries.
In the Hindu period and the time of the Kingdom of Sunda, the angklung played an important role in ceremonies. The angklung was played to honor Dewi Sri, the goddess of fertility, so she would bless their land and lives. The angklung also signaled the time for prayers, and was said to have been played since the 7th century in Kingdom of Sunda. In the Kingdom of Sunda, it provided martial music during the Battle of Bubat, as told in the Kidung Sunda.
The oldest surviving angklung is 400 years old Angklung Gubrag. It was made in the 17th century in Jasinga, Bogor. Other antique angklung are stored in the Sri Baduga Museum, Bandung. The oldest angklung tradition is called "Angklung Buhun" (Sundanese: "Ancient Angklung") from Lebak Regency, Banten  Angklung buhun is an ancient type of angklung played by Baduy people of inland Banten province during Seren Taun harvest ceremony.

CONTOH PUISI " AKU" KARYA CHAIRIL ANWAR

AKU

KARYA : CHAIRIL ANWAR
Kalau sampai waktuku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi